Jumat, 20 Januari 2012

TERIPANG (HOLOTHURIANS)


Klasifikasi Teripang Pasir (Actinophyga mauritiana)
Secara taksonomi menurut Sutaman (1993) teripang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Phylum: Echinodermata
        Sub Phylum     : Echinozoa
                Class                : Holothuroidea
                        Sub Class         : Aspidochirotacea
                                Ordo                : Aspidochirotida
                                        Famili              : Aspidochirotae
                                                Genus              : Actinophyga
                                                        Spesies             : Actinophyga mauritiana
Morfologi dan Anatomi
Teripang umumnya berbentuk bulat panjang atau selindris sekitar 10-30 cm. Mulutnya dikelilingi oleh tentakel-tentakel atau lengan peraba yang kadang-kadang bercabang-cabang, mulut terdapat pada salah satu ujungnya dan dubur pada ujung lainnya. Tubuhnya berotot dan tipis dan tebal, lembek atau licin serta kulitnya dapat kasar atau berbintil bintil (Nontji, 1987).
Sutaman (1993) mengemukakan 2 ciri teripang A. mauritiana yang lebih menonjol dibanding spesies lainnya mempunyai, yaitu seluruh bagian tubuhnya apabila diraba akan terasa kasar seperti butiran-butiran dan warnanya sewaktu masih segar putih kekuning-kuningan, terdapat sekat-skat yang melintang berwarna putih diantara sekat-sekat tersebut terdapat garis-garis hitam pada bagian punggungnya.
 Habitat
Secara alami, teripang umumnya menyukai hidup secara bergerombol. Kebanyakan teripang jenis ini hidup dengan berkelompok dengan anggota antara 3 – 5 ekor. Teripang T. Ananas yang banyak ditemukan di Pulau-pulau Barang Lompo juga hidup berkelompok dengan anggota antara 2 – 4 ekor. Sedangkan M. Nobelis dapat membentuk kelompok lebih dari 10 ekor untuk setiap kelompok (Martoyo ddk, 1994).
Teripang yang banyak dijumpai di daerah pasang surut hingga laut dalam lebih menyukai hidup pada habitat-habitat tertentu. Beberapa kelompok diantara hidup di daerah berbatu yang dapat digunakan untuk bersembunyi. Sedangkan lain yang hidup pada rumput atau ganggang laut dan ada juga yang membuat lubang dan lumpur atau pasir. Khususnya pada jenis A. mauritiana, banyak ditemukan pada perairan yang dasarnya mengandung pasir halus, walaupun lebih menyukai perairan yang masih hidup atau mati (Sutaman, 1993)
Makanan dan Kebiasaan Makan
Pada umumnya teripang adalah pemakan deposit pasir yang penting di daerah coral reef. Sedangkan sumber utama makanannya adalah plankton, potongan serasah karang atau detritus yang terdapat dalam lumpur pasir. Selain itu teripang juga memakan organisme-organisme kecil, seperti diatom, protozoa, nematode, copepoda, ostracoda, algae filament dan rumput laut. Disamping itu juga memakan foraminifera, radiolaria dan cangkang-cangkang hewan lainnya.
Berdasarkan kebiasaan makannya, teripang dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah golongan Aspidochirotida yang makan terus-menerus sepanjang hari dan biasa hidup di atas permukaan pasir sedangkan kelompok yang kedua adalah golongan Stichopus yang biasa makan selang 2 sampai 3 hari (Sutaman, 1993).

REFERENSI BUKU
Martoyo, J. SM., Aji, N., dan Winanto, T., 1994. Budidaya Teripang. Penebar Swadaya. Jakarta.
Nontji A., 1987. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.
Sutaman, 1993. Petunjuk Praktis Budidaya Teripang. Kanisius. Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar