Daerah
penangkapan ikan adalah suatu area dimana terdapat suatu populasi besar
organisme yang digunakan sebagai produk perikanan dan di area tersebut
memungkinkan untuk ditangkap dengan
menggunakan alat penangkap ikan. Beberapa daerah penangkapan ikan lebih baik
dari yang lainnya tergantung pada karakterstik ikan (sub populasi, umur,
ukuran, fase pertumbuhan), jumlahnya (ukuran sub populasi, jumlah yang memasuki
daerah penangkapan, jumlah kelompok (gerombolan) ikan, kepadatan individu pada
masing-masing kelompok), karakteristik daerah penangkapan (letak area,
kedalaman perairan) dan waktu (musim, lamanya ikan tinggal di daerah tersebut).
Pengaruh berbagai kondisi dan proses lingkungan terhadap
sumberdaya perikanan dan eksploitasinya diuraikan sebagai berikut:
Proses/Kondisi Lingkungan
|
Pengaruhnya Pada Sumberdaya Perikanan
|
A. Pengaruhnya pada sumberdaya
|
|
Sejarah
termal sebelumnya.
|
Kecepatan
(waktu) kematangan (melakukan pemijahan); pertumbuhan, termasuk pengaruh
ketersediaan makanan.
|
Anomali
termal.
|
Pemindahan
pemijahan; pertumbuhan biomassa (Ketersediaan makanan bagi larva)
|
Struktur
termal berdasarkan kedalaman.
|
Ketersediaan,
tingkah laku harian (mis. Termoklin); distribusi dam kelimpahan ikan
demersal).
|
Arus
(anomali angin arus)
|
Transport
(khususnya telur, larva); pengadukan, transport makanan (mis. Plankton);
pengaruh arus pada distribusi.
|
B. Pengaruhnya pada Eksploitasi
|
|
Struktur
Termal.
|
Penyebaran
berdasarkan kedalaman, tingkah laku harian.
|
Badai.
|
Kemampuan
menangkap.
|
Jenis
dasar dan kedalaman.
|
Kemampuan
menangkap.
|
Kelimpahan
dan ketersediaan sumberdaya.
|
Lihat di atas.
|
Cuaca, khususnya angin permukaan, juga memiliki pengaruh
yang besar terhadap operasi penangkapan ikan (kemampuan menangkap). Angin juga
mempengaruhi ketersediaan banyak jenis ikan melalui gelombang dan pengadukan
yang mempengaruhi distribusi vertikal dan pengelompokkan ikan.
Untuk menemukan suatu daerah penangkapan ikan kita perlu
menemukan distribusi massa air, yang menentukan lokasi daerah penangkapan ikan
dan lokasi zona frontal/pertemuan massa air dan arus samudera. Ini akan
memberikan suatu petunjuk tentang kemungkinan penyebaran organisme hidup. Kita
perlu pula mengetahui fluktuasi perubahan kondisi lingkungan, serta keberadaan,
penyebaran, pola migrasi, reproduksi dan pertumbuhan organisme tersebut, dan
pengaruh lingkungan yang berakibat padanya.
Secara umum kondisi-kondisi berikut harus terpenuhi agar
ikan (hewan laut lainnya) dapat berkumpul pada suatu area tertentu:
- area tersebut harus memiliki kondisi fisik optimum bagi spesies yang dituju dan fluktuasinya harus kecil.
- Daerah upwelling yang membawa massa air dasar yang kaya akan garam nutien, terbawa naik ke zona eufotik sehingga fitoplankton yang berfotosintesis dapat membelah diri untuk menyediakan makanan yang berlimpah bagi hewan-hewan laut.
- Daerah dimana suatu zona frontal dan upwelling lemah berkombinasi menaikkan termoklin ke lapisan perairan yang lebih dangkal, sehingga kisaran suhu yang optimum bagi suatu spesies tertahan pada suatu area yang sempit.
- Ikan yang bermigrasi memasuki suatu massa air dimana terdapat suatu rentang suhu optimum baginya pada waktu tertentu dalam setahun dan cenderung berkumpul pada zona frontal yang membatasi massa air tersebut.
- Dekat di atas dasar lautan seperti batu karang dan beting atau sejenisnya. Bentuk topografi lokal dapat menyebabkan percampuran air lapisan atas dan lapisan air bawah yang mendorong pembelahan plankton yang merupakan sumber makanan bagi ikan sehingga ikan berkumpul di sana.
- Daerah-daerah yang memiliki karakteristik tertentu yang disenangi ikan untuk melepaskan telur (dekat rumput laut, gundukan dasar laut dan lain-lain).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar